Latest Updates

Menikmati Asyiknya Naik perahu Kecil di Waduk Sempor, Kebumen

Kebumen, Wisata - Bulan lalu, februari 2013, adalah bulan yang cukup mengesankan bagi saya dan kawan-kawan saya dari Pelajar Jogja di acara ''Gathering PII'' untuk aktiiftas bagi-bagi buku.

  Di sebuah kesempatan di akhir sebuah acara kita berkesempatan untuk jalan-jalan di sebuah kawasan wisata di desa Sempor, Kebumen. Yaitu wahana wisata alam Waduk Sempor.

  Rupanya saya kawan-kawan PII Yogbes cukup bahagia banget merasakan indahnya jalan-jalan pagi, sambil mengirup udara pagi Waduk Sempor yang memukau.

  Mengawali kunjungan pertamaku di Waduk ini, kubasuh mukaku dalam percikan air yang kuraih, betapa bening dan dinginya membuat lelahnya semalam seakan nyala kembali menjadi semangat. Kami menikmati suasana pagi bersama kawan-kawan dan meluangkan waktu untuk mengitari seluruh bagian dari Waduk.

  Melihat ada wahana air berupa perahu, kami penasaran untuk mencoba. Dengan mengeluarkan biaya Rp.10.000 / orang, kami berkesempatan untuk merasakan sensasi keindahan dan luasnya waduk, berada di atas kapal, mengitari dan merasakan sensasi serasa keliling laut, disana kami menyaksikan keramba dan bukit seberang yang nampak jauh dan kita dekati.

  Cerita di atas membuat kamu penasaran akan nikmatnya jalan-jalan ke Waduk Sempor sambil naik perahu. Asyik sekali, yuk kesana...



by : PII Yogbes dkk

Pasar Muntilan, Wisata Belanja yang Merakyat

Magelang, d'Lensa - Wisata itu bukan hanya berkunjung ke sebuah pantai, ke museum, atau ke tempat-tempat bersejarah saja. Tatkala kamu menemukandan merasakan sensasi baru ketika mengunjungi suatu tempat atau daerah, itu juga wisata.

  Pasar Muntilan sebuah wahana bertemu konsumen dan para pedagang, ini adalah sebuah gambaran dimana masyarakat Magelang berinteraksi. Dan anda siapa saja ketika berkunjung, maka anda sedang berwisata Belanja.

  Berwisata Belanja ke sebuah pasar Tradisional, Pasar Muntilan akan memberikan sebuah kesan yang berbeda dibanding ketika kamu berkunjung di sebuah perbelanjaan Modern. Kenapa ? disana kamu akan menyaksikan sebuah aktifitas tawar-menawar pedagang dan dengan karakter pedagang yang bermacam-macam.



posted by : Admin

Kota Lama Semarang


 Kota Lama Semarang
Semarang, Wisata - Kota Lama Semarang merupakan citra Visual yang menyajikan kemegahan arsitektur Eropa di masa lalu, yakni karakter yang mengikuti bangunan-bangunan Eropa pada sekitar tahun 1700-an.

  Menilik sekilas di sebuah kota Atlas, yakni di Jl. Letjend Suprapto 23 Semarang, Jawa Tengah, kamu akan menemukan sebuah pesona wisata yang sangat mempesona dan mempunyai nilai Sejarah yang tinggi.

  Ya, itu dia sebuah kawasan Kota Lama Semarang. Di sana berdiri beberapa Bangunan tua yang kokoh dan mempunyai sejarah yang tua. Di antara lain :
>Mercusuar yang dibangun pada tahun 1884
>Stasiun Semarang Tawang yang dibangun tahun 1864
>Gereja Blenduk Semarang pada tahun 1753
>Susteran Ordo Fransiskan pada tahun 1906
> Jembatan Mberok pada tahun 1705
> Bank Export Import Indonesia pada tahun 1908
> Kantor Bangunan Koperasi Batik Indonesia pada tahun 1930- an

Dan masih juga terdapat bangunan tua seperti PT Pelni dan PT Perkebunan XV. Nah, beberapa saran dari guide dan beberapa wisatawan yang sudah pernah kesana ni, jalan-jalan ke Kota Lama Semarang itu paling asyik yaitu pas malam hari. Karena di waktu itu, wisatawan akan merasakan aura malam Kota Lama yang memukau. Dan pastikan bawa guide ya..



posted by : Admin

Peta ke Wisata Sunset for Wisata Sore


Peta Wisata menuju Wisata Sunset / Wisat Sore
klik pada gambar untuk memperbesar dan memperjelas



Alamat : Jl. Alternatif Secang-Temanggung / belakang dusun srawanan, desa madyocondro,Secang,   
             Magelang
Akses masuk : dusun Pongangan, desa Ngabean, kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah
Basecamp : rumah den bagus bpak ahmad
fore more info : 081915482248


 '' Wisata Sore for Wisata Sunset Secang menyajikan anda, sebuah keindahan panorama sore, dimana anda akan menyaksikan sinar merah sore yang terbenam di Barat di belakang Gunung Sumbing, nampak hamparan lembah terasering dan sungai yang tersibak silaunya keindahan sinar sore yang memancar ke segala penjuru, anda akan menyaksikan burung-burung bangau sore beterbangan, kerbau sore dan bebek di sawah menghiasi sore ''


designed by : Aldy 

Penyambutan Menteri BUMN ( Dahlan Iskan ) di Desa Bahasa Seperti Festival

Magelang, Lensa Pelancong - Menyambut kedatangan menteri BUMN, bapak Dahlan Iskan, warga desa ngargogondo, parakan nampak sangat antusias.

  Beberapa diantara keantusiasan  yakni beberapa poster dan spanduk bpak Menteri yang menyapa di sepanjang jalan menuju Ngargogondo. Selain itu juga, beberapa pementasan kesenian dan drum band oleh pelajar sekolah.

   siang hari, Jumat (10/5/2013) acara penyambutan berlangsung meriah, dengan kedatangan beberapa tamu dari beberapa golongan.Nampak, siswa Desa Bahasa sangat girang dengan unjuk kebolehan ''bahasa Inggrisnya'' di podium.

  Barangkali warga nampak kecewa, sesaat kedatangan Bapak Dahlan Iskan tak kunjung-kunjung tiba juga hingga menjelang sore hari. Tapi alhamdulillah, kekecewaan  mereka terbayar sesaat setelah sore hari Ibu Nafsiyah Sabri, istri Dahlan Iskan berkunjung ke Desa Bahasa untuk menghibur warga. Dan sebuah surprise untuk di pagi hari, Sang Idola yang dinanti-nantikan Bapak Menteri BUMN,  Dahlan Iskan dapat berkunjung dengan ramahnya di Desa Bahasa.


posted by : Admin
lensapelancong(at)gmail.com

Info Borobudur International Festival ( BIF ) 2013



INFO BOROBUDUR INTERNATIONAL FESTIVAL 2013

Borobudur International Festival tahun 2013 ini adalah yang ketiga kalinya,
diselenggarakan di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia

Agenda Borobudur International Festival 2013 :
  > Pertunjukan Seni Budaya
  > Pasar Rakyat Expo
  > Borobudur Travel Mart
  > International Heritage Seminar
pada tanggal, 13-17 juni 2013, di Lumbini Area, Borobudur, Magelang

for more information :
telp : 024-3546001 ext 125
atau mention di twitter : @visitJawaTengah

Sello Gumelar, Rumah Kerajinan Batu ( Art Stones ) di Borobudur

Wisata, Handycraft - Salah satu yang menjadi hiasan yang menarik dan berada di tempat wisata adalah beraneka ragam handicraft yang menghiasi setiap toko-toko souvenir.

   Pernahkah anda menyaksikan langsung beraneka ragam handicraft yang berada di tempat pembuatan ? Bisa jadi pernah atau belum ?

  ''Sello Gumelar'' salah satu rumah kerajinan Art Stones yang membuat beraneka bentuk patung dan arca.


  Pusat pembuatan kerajinan ini terletak di dusun Karangrejo, desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Di sana cukup banyak pengrajin dari golongan ibu-ibu yang sangat antusias untuk membuat patung-patung.



posted by : Admin

Watu Jowo Art Studio, Tempat Belajar Seni di Magelang

Seni, Magelang - Belajar seni itu merupakan sebuah keindahan, karena hal-hal yang ditawarkan dalam dunia senia adalah keindahan.

  Seperti contohnya adalah seni lukis, seni musik, seni rupa dan lain-lain, yang itu semua adalah bagian dari sebuah pelajaran keindahan.

  Di Studio Watu Jowo, Magelang, kamu akan menemukan suasana belajar tentang dunia senia yang bisa kamu dapatkan dengan para seniman.

Sebagai contoh, ketika anda berkunjung kesana, anda akan belajar tentang dunia teater dan dunia wayang onthel ( Kesenian khas Magelang ), adan itu semua akan kamu dapatkan secara gamblang. Biasanya sih, kalau ada yang main kesana, kalian akan bertemu dengan mas Andritopo dan mbak Aning Purwa, Seniman.

  Untuk bisa maen kesana, anda cukup mengetahui dimana lokasi Vihara Bumishambara Borobudur, soalnya lokasi berdeatan, alias 30 m dari situ.


Salam d'Lensa,

Rumah Apel, Rumah Seni Rupa di Tuksongo ( Visual Arts House )

Magelang, d'Lensa - Hari ini , Sabtu (11/5/2013) adalah sebuah hari yang mengesankan sekali buat kami tim kecil Lensa Pelancong dapat berkunjung ke Rumah Seni Rupa, Magelang.

  Dari depan halaman nampak beberapa karya yang berbentuk apel yang beraneka ragam ukuran dan kreasi. 15 menit kemudian, pukul 17:00 kami berkesempatan bertemu ''Deddy PAW'', seniman sekaligus pemilik studio Seni Rupa.

  Hal yang membuat kami tercengang adalah seluruh bagian ruangan dan halaman rumah yang dipenuhi oleh bebrapa karya 2 dan 3 dimensi berupa patung, lukisan yang semuanya adalah apel.

  '' Kenapa harus apel ?, apel memberikan pesan tentang keindahan, cinta dan kasih '', tutur beliau.

  Dalam sebuah perbincangan yang cukup panjang, beberapa katya yang sudah dia hasilkan yang hanya berupa bentuk ''apel'' sudah sampai ke ranah Internasional dan menjadi buronan pecinta seni rupa, pemilik perusahaan Apple di jerman contohnya, yang sufah membeli hasil karyanya dengan tinggi.

  Anda penasaran seperti apakaha kraya-karya beliau, yuk kunjungi Rumah Seni Rupa Tuksongo ( Visual Arts House ), yang terletak di dusun tuksongo, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

DEDDY PAW, “Perupa Apel Wae” di Rumah Seni Rupa


Oleh: Mualim M Sukethi
  

  Borobudurlinks.blogspot.com, 25/10-09. Persoalan seniman, termasuk perupa, adalah bagaimana menemukan ‘gaya ungkap’. Bagaimana seorang Affandi memanfaatkan ‘coret-coretan’ yang ekspresif menjadi bahasanya? Bagaimana ‘volume yang meruang’ (kubus)
menjadi uangkapan rupa yang khas, yang hanya dimiliki Picasso? Atau, bagaimana Sudjojono menemukan ‘jiwa tampak’ dalam lukisan-lukisannya?
  Kalau dulu, cukup panjang perjalanan seorang perupa menemukan bahasanya. Tidak demikian dengan perupa masakini. Dalam usia yang relatif muda, para perupa masa kini, itu sebagian besar sudah berhasil menemukan bahasanya sendiri. Seperi halnya Deddy PAW, yang menemukan bahasa dari alam benda sederhana, buah apel.
   Di tangan perupa lain, buah apel seringkali dieksploitasi terbatas sebagai bagian dari lukisan alam benda, penghias ruangan belaka. Di tangan Deddy, yang menyelesaikan studi senirupanya di Institut Kesenian Jakarta (IKJ), ini buah apel tampil menjelmakan dirinya menjadi ‘medium’ atau bahasa bagi berbagai ekspresi dan aspirasi senimannya.

  Tentang hal ini, Anton Larenz, seorang anthropolog Jerman yang kini menjadi kurator independen di Jakarta, berkomentar: “Setidaknya dua faktor mempengaruhi Deddy, tradisi alam benda dan ironi surealisme. Deddy berhasil keluar dari tradisi alam benda, dan mampu menampilkan aspek simbolik dari obyek alam benda (apel) itu.”
Sementara, Suwarno Wisetrotomo, juga seorang kurator dari Yogyakarta, mengatakan: “Buah apel dijadikan ‘pintu masuk’ untuk menyusuri pesan yang ingin diwartakan. Karena itu, buah apel dalam karya Deddy menjadi berwatak ambigu, serta akhirnya menjadi kode yang menentukan suatu makna dapat dimengerti, atau sekaligus tak dapat dimengerti secara pasti .”
  Namun, memahami karya seni Deddy bukanlah sesuatu yang sulit. Karena perupa yang memiliki latar belakang sebagai wartawan media nasional, itu seringkali menyisipkan isu-isu popular dalam balutan buah apel karyanya. Misalnya yang tergambar dalam lukisan seri krisis global, salah satunya bertajuk ‘CreditCrunch’, Deddy dengan cerdas mengolah isu-isu politik ekonomi internasional yang sedang ‘in’ dan memasukkannya dalam suatu kesatuan estetik antara buah apel ‘yang tergerogoti’ dengan figure Obama, lempeng kayu, atau mata uang China,RMB. Dengan demikian, penikmat karyanya cukup mudah memahami apa yang ingin disampaikan.

Grafis Ilustrasi.
Sebelum menjadi perupa murni, Deddy menjelajahi berbagai profesi. Sebagai ilustrator dan perancang grafis majalah/koran, penata artistik teater dan sinetron, hingga wartawan budaya. Profesi ini paralel dengan pendidikan yang ditempuhnya. Sebelum belajar seni murni di IKJ, Deddy sempat belajar ilmu desain grafis di Pusat Grafika Indonesia dan School of Design InterStudi, Jakarta.Latar belakang sebagai ilustrator memberikan kemampuan teknik yang prima, khususnya dalam mengolah bentuk secara realism, bahkan cenderung hyper-realism. Pengalamannya sebagai perancang grafis menjadikan Deddy piawai mengolah imej melalui teknologi digital.
  Sedangkan kemampuannya menafsir serta memferifikasi fakta dan peristiwa diperoleh Deddy dari pengalamannya sebagai penata artistik dan wartawan. Ia cukup lama menjadi wartawan Harian ‘Media Indonesia’, serta membidani beberapa media lokal yang menjadi bagian dari grup media milik Surya Paloh itu.
Berbagai sinetron dan pementasan teater tak luput dari kepiawaian tangan artistik Deddy. Bahkan beberapa menorehkan penghargaan, antara lain sebagai Penata Artistik Terbaik, dan Poster Terbaik Festival Teater Jakarta tahun 1988, serta berturut-turut memenangkan Juara I dalam ‘National Competition of Newspaper Design’ sejak 1994 hingga 1998.
Sejak kapan menemukan apel sebagai bahasa ungkap?
“Sejak 2003, tema “apel enigmatis” menjadi landasan penciptaan karya-karya saya. Penggunaan istilah enigmatis di sini dipakai berdasarkan pertimbangan sifat ungkapan karya yang bersifat simbolik, mengundang tanya, misteri atau teka-teki sekitar buah apel dalam konteks persoalan eksistensial manusia,“ ungkap Deddy. Makna simbolik buah apel di sini, menurut Deddy, terutama berkaitan dengan pesan-pesan kebaikan yang terdapat pada citra apel dalam konteks kemanusiaan secara universal (cinta, hasrat, kenikmatan, kedamaian, harapan, dll), maupun aspek-aspek keburukan dan godaan di balik potensi keindahannya.
  “Karya-karya yang saya kerjakan enam tahun terakhir, secara dominan bisa dikatakan berangkat dari wilayah alam benda (buah apel), dengan sudut pemahaman bahasa simbolik,“ papar perupa yang selalu tampil flamboyan ini. Fenomena bentuk, urai Deddy, didekati sebagai sebuah sistem dan kode representasi simbolistik. Bentuk dan ruang kemudian hadir sebagai organisasi yang ditempatkan pada berbagai konteks yang berbeda. Kehadiran buah apel di sini jelas bukan semata sebagai objek (bentuk) pelengkap, baik dalam arti mengisi ruang maupun pelengkap dalam organisasi bentuk, melainkan berperan sentral sebagai kesatuan estetis. Kehadiran dominan buah apel dari aspek keruangan maupun konsep organisasi bentuk, bisa dianggap mewakili keseluruhan gagasan.
  Selanjutnya Deddy mengungkapkan berbagai kajian mitologis seputar buah apel yang oleh sebagian orang diasosiasikan dengan ‘buah sorgawi’ ini. Dalam cerita injil apel dihubungkan dengan mitos buah pendosa. Akibat memakan buah apel, dalam Injil disebut buah ara dan kuldi dalam Alquran, Adam dan Hawa memulai langkah pertamanya yang keliru sehingga membuahkan jutaan jalan menyasar bagi manusia sesudahnya.
   Dalam mitologi Romawi dan Yunani diyakini buah apel sebagai buah perselisihan di antara para dewa, di antaranya Dewa Theoi dan Elohim, dan kemudian dibuang oleh Eris. Buah ini –simbol kecantikan dan keabadian—diperbantahkan oleh Dewi Juno, Minerva, dan Venus. Terjadi polemik yang seru antara para dewa dan dewi mengenai buah apel di sana. “Namun hingga kini belum ada orang yang dapat menjelaskan secara analitis dan meyakinkan mengenai akhir dari polemik tersebut, sehingga masih menjadi misteri dan teka-teki,” ungkap Deddy.
  Ada juga cerita tentang apel dan Buddha. Sementara dari khasanah Islam, Deddy mendengar dari seorang ustad, bahwa Fatimah az Zahra (putri Nabi Muhammad SAW) berasal dari apel surga.Secara singkat diriwayatkan, setelah Nabi Muhammad SAW memakan buah apel pemberian Allah SWT lewat Malaikat Jibril, sari pati buah apel tersebut kemudian menjadi sperma. Selanjutnya, setelah menggauli istrinya yang bernama Siti Kathijah maka istri Muhammad kemudian hamil dan lahirlah Fatimah az Zahra. Dikisahkan oleh Imam Ja’far ash Shadiq bahwa dalam sebuah hadis disebutkan, “Perempuan hulu pertama penghuni surga adalah Fatimah az Zahra.”
  Lalu, dalam ilmu kesehatan apel diyakini sebagai buah paling banyak mengandung beta-carotene, yang sangat bagus untuk kesehatan kulit dan mata. Selain itu apel juga kaya akan vitamin A, C, serta memiliki kandungan valium dan pektin. Mengonsumsi buah apel sangat dianjurkan oleh para ahli gizi, “an apple a day keeps the doctor away”.
  Karena konsistensi dan kesetiaan Deddy menggunakan apel sebagai ‘gaya ungkap’, teman-temannya sesama seniman menjulukinya sebagai Deddy PAW ‘Perupa Apel Wae’, atau perupa yang hanya melukis apel.

Pulang Kampung
Awal tahun 2005, Deddy memutuskan sepenuhnya menekuni dunia senirupa, meninggalkan berbagai kesibukannya sebagai wartawan dan perancang grafis, yang telah dilaluinya selama 20 tahun. Tentang hal ini Deddy mengatakan: “Bagi saya, senirupa memberi tantangan lebih dibanding media massa. Dalam jurnalistik tidak dimungkinkan mengungkapkan opini pribadi. Sedangkan di dunia seni, seluruh aspirasi bisa dicurahkan secara bebas.”
   Setelah terbebas dari rutinitas profesi wartawan di Jakarta, Deddy dan keluarganya memutuskan pulang kampung ke kota kelahirannya, Magelang. Di kota yang lebih dikenal sebagai ‘kota tentara’ ini, pada tahun 1963, Deddy dilahirkan.“Saya ingin membesarkan anak-anak tanpa diiringi rasa was-was. Jakarta, kini, tingkat kriminalitasnya sangat tinggi. Dan Magelang cukup kondusif untuk membesarkan anak-anak,“ alasan Deddy tentang kepindahannya ini. Deddy yang beristrikan Tya D. Paw (39 tahun), serta tiga anak, Merde Kusuma Negara (20), Roro Laharra Yang Cozy (13 tahun) serta Gallant Briliando Lan Moncer (10 tahun), kini tinggal di daerah Karet, depan Akademi Militer (Akmil), Magelang.
   Sebagai wartawan, Deddy pernah mengunjungi berbagai daerah di Indonesia. Menurutnya, dari seluruh daerah itu, Magelang termasuk tempat yang nyaman untuk berkarya. “Bisa kontemplasi,“ ujarnya. Paralel dengan suasana kontemplatif itu, kini banyak karya Deddy yang menempatkan Buddha atau Candi Borobudur sebagai elemen baru, berpadu dengan buah apel yang sudah menjadi trade-marknya.
“Sekarang saya sedang mendalami Borobudur dan Buddha. Ke depan, dua ikon itu akan menjadi spirit karya-karya saya,“ kata Deddy tentang candi yang terletak di Magelang itu. Menurut perupa yang dibesarkan tak jauh dari candi terbesar di dunia itu, inti ajaran Buddha adalah kasih sayang, path of love dan power of love. “Sesuai dengan salah satu filosofi apel yang saya geluti,” pungkasnya.
  Apakah posisi Magelang yang kini menjadi ‘pusat senirupa Indonesia’, ikut mempengaruhi kepindahannya? “Ya, hal itu juga jadi bahan pertimbangan. Sekarang ini ada atmosfir kesenian, khususnya senirupa, yang sedang tumbuh berkembang di Magelang,“ papar Deddy. Magelang, yang berdekatan dengan Borobudur dan Yogyakarta, sekarang ini menjadi semacam magnet bagi para perupa. Banyak perupa yang memutuskan tinggal di antara ‘segitiga emas’ itu.
   Termasuk dekat dengan kolektor?“Para kolektor itu menjadi teman diskusi. Pemahaman mereka tentang senirupa cukup memadai,“ pengakuan Deddy. Penilaian Deddy itu tak berlebihan. Penulis, yang ditemani Deddy mewawancarai para kolektor, juga merasakan hal itu. Mereka, para kolektor itu, dengan lancar bicara tentang berbagai wacana dan perkembangan senirupa di Indonesia dan dunia.
  Apakah hubungan dekat dengan kolektor itu menjamin lakunya karya-karya Deddy?“Tidak juga. Para kolektor itu hanya mau membeli karya yang mereka anggap bagus. Kalau nggak bagus dikasih gratis saja belum tentu mereka mau,“ elak Deddy. Sebaliknya, menurut Deddy, mereka tak segan-segan membeli karyanya walaupun karya itu sudah menjadi milik galeri.
   Ia mencontohkan, dokter Oei Hong Djien membeli karyanya bukan di rumahnya yang jaraknya tak begitu jauh. “Ia mengoleksi dua karya saya. Yang satu dibeli di Galeri Gracia, Surabaya. Satunya lagi dibeli pada saat pameran tunggal saya di Art Seasons Gallery, Singapura, akhir Mei lalu,“ cerita Deddy tentang hubungannya dengan kolektor ternama itu.[Hingga November 2012 ini, OHD telah mengoleksi lima karya Deddy PAW: empat lukisan, satu patung]
   Kini hari-hari Deddy dilalui di kota kecil itu. Selain sibuk melukis, ia juga menjalin hubungan yang akrab dengan berbagai kalangan di kota yang indah itu, terutama kalangan kesenian. “Saya memang ingin berbuat sesuatu demi kemajuan Magelang,“ kata Deddy yang bercita-cita membuat instalasi buah apel di puncak Gunung Tidar.
   Dalam kaitan itu, Deddy bersedia diangkat menjadi penasehat KSBI (Komunitas Seniman Borobudur Indonesia), yang aktif mengadakan berbagai event kesenian di Magelang. Ia juga menggagas berdirinya ‘Akademi Magelang’, lembaga pemikir kebudayaan yang menjadi penasehat Walikota dan Bupati Magelang dalam memajukan kehidupan kebudayaan di wilayah itu.Jadi jangan heran, kalau suatu saat Anda mengunjungi Magelang, bertemu dengan seorang laki-laki bergaya metroseksual. Rambut panjang, seringkali digelung. Busana trendy cenderung feminin, yang tidak biasa bagi kebanyakan warga kota gethuk itu. Ya, itulah Deddy PAW. (bolinks@2009).


Daftar Restoran / Rumah Makan di Purworejo dan Nomor Teleponnya

Daftar Restoran / Rumah Makan di Purworejo dan Nomor Teleponnya

Daftar Restoran / Rumah Makan di Purworejo dan Nomor Teleponnya


Gandem Marem, Jl. Kyai Brengkel, Purworejo 0275-331430

Salero Minang Group, Jl. Mayjend. Sotoyo 91 B. Purworejo 0275-323885


Soto Mbok Limboek, Jl. Urip Sumoharjo 34, Purworejo 0275-3232153

Sari Bungo, Jl. Urip Sumoharjo 42, Purworejo 0275-3330800

Pangestu, No. 2 Purworejo Jl. Raya Kutoarjo. 0275-642586

Muncul, Jl. Diponegoro 220, Kutoarjo 0275-641305

Gudeng Mataram Kutoarjo, Jl. Diponegoro 138. Kutoarjo 0275-641094

Ayam Goreng Kutoarjo, Jl. Diponegoro 138. Kutuarjo 0275-6411094

Ayam Goreng Lezzat, Jl. Diponegoro 48, kutoarjo 0275-641825

Tasik Sari Asih,Jl. Raya Kutoarjo km. 7 0275-3140460

Goyang Lidah, Jl. Gahjahmada 9, Bandung kidul, Purworejo 0275-3300974

Sate Kambing Pak Bejo, Jl. Diponegoro 157, kutoarjo 0275-3305657

Sumber Alam, Jl. Raya Kutoarjo- Kebumen 0275-3141401

Lotus, Jl. A. Yani 73, Purworejo 0275-324020

Luhur, Jl. Yogya Boro Kulon no. 15, 0275-324804



Source of Central Java Tourism Book Guide


Keindahan Telaga Warna

Wisata, Wonosobo - Dieng merupakan ikon wisata yang menjadi andalan Wonosobo. Di dieng ada sebuah wahana wisata alam yang sangat asri rimbun dengan suasana alam yang memukau.

  Telaga Warna, sebuah persembahan surga wisata yang memukau, keelokan yang rupawan bukit-bukit yang hijau mngelilingi.

  Obyek wisata ''Telaga Warna'' sangat menawan dengan keunikan tersendiri yang ada ketika terjadi sebuah fenomena warna telaga yang berwarna-warni. Terletak jauh dan tersembunyi diantara pada barisan bukit-bukit dan pada ketinggian 2000 m dpl, tetap membuat wisata ini ramai dengan pegunjung.

  Wahana wisata ini terletak di Desa Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Kabuaten Wonosobo, Jawa Tengah. Untuk berkunjung kesana anda bisa mengunjunginya di hari biasa dan libur besar, dari 06:00-18:00 sore. Anda cukup mengeluarkan biaya Rp. 5000 ( wisatawan domesti ), dan biaya Rp. 9000 (wisatawan Mancanegara ).



posted : by admin

Info Penginapan Homestay untuk Persiapan Waisak

Waisak, Borobudur - Menyongsong suatu event perayaan hari besar Budha, banyak dari kita yang bingung untuk mempersiapkan kehadiran acara ini.
Selain untuk ibadah, banyak yang beragama selain Budha ingin menyaksikan ''gebyar'' dari sebuah event tahunan yang di selenggarakan di Borobudur, Magelang.

 Apa sih yang kerepotan, masalah penginapan / homestay yang sudah di Booking oleh beberapa wisatawan beberapa bulan sebelum hari-H.

  Nah, untuk masalah itu anda barangkali agak kerepotan untuk mencari dimana homestay dan penginapan yang pas dan tepat untuk dipilih menjadi pilihan inapan. Saran kami, kunjungi Borobudur homestay yang berlokasikan di Bumisegoro, Borobudur. For more information telp. 085643322808.




iklan by : Lensa Pelancong

Getuk Trio, Jajanan Magelang


Getuk Trio Magelang

Magelang, Jajanan Khas - Berkunjung ke kota sejuta bunga ada yang kurang jika kamu belum mengunjungi beberapa toko makanan dan oleh-oleh.

  Di sana kamu akan menjumpai salah satu makanan khas Magelang yang terbuat dari bahan dasar singkong yang mempunyai rasa manis, tekstur lembut dan warna yang trio ( tiga ).

  Getuk trio, salah satu jajanan khsa Magelang yang menjadi pilihan wajib bagi wisatawan yang berkunjung di Magelang. Makana khas ini tersedia di beberapa toko makanan dan oleh-oleh yang ada di seluruh Magelang.

 Getuk trio ini terbuat dari bahan dasar getuk, kelapa, vanili, pewarna merah muda & coklat serta pemanis dari gula pasir. Nah, anda bisa mencoba untuk membuat sendiri atau membelinya di kawasan sekitar Magelang. Dan pastikan ya, anda sudah mengecek tanggal kadaluarsanya, soalnya getuk ini bertahan sampai 10 hari dari pembuatan.


Lensa Pelancong
photo by : magelangimages.wordpress.com

Wisata Desa

Wisata Desa, Lensa Pelancong - Bagi kebanyakan orang wisata itu hanya berkunjung ke sebuah tempat wisata yang terkenal dan ada adalam daftar wisata.

    Namun kini, wisata desa merupakan sebuah ikon wisata yang lokal, namun juga mendunia. Wisata desa mencoba memberikan sebuah keindahan dan suasana desa yang khas akan suasana persawahan, kerbau, bebek dan lain-lain.
  Di Bali misalnya atau yang di jawa, wisata desa wanurejo, yang belum-belum lama berdiri Kini menjadi sebuah destinasi wisata yang sangat diburu-buru oleh para pengunjung dari mancanegara dan wisatawan domestik dari kota yang hobi hunting foto dan maniak wisata.



posted by : admin
Diberdayakan oleh Blogger.